Pengertian, ciri-ciri, dan contoh Kalimat Efektif yang Baik dan Benar

Sebagian dari kita pasti bertanya-tanya apa yang dimaksud kalimat efektif atau kalimat tidak efektif itu, apa ciri-cirinya serta contohnya seperti apa. nah pada kesempatan kali ini kami akan memberikan gambaran terkait kalimat efektif serta contohnya, untuk lebih jelasnya simak penjelasan di bawah ini.
Kalimat efektif adalah kalimat yang bisa mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima maksudnya/arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis atau pembicara. Kalimat efektif adalah kalimat yang padat, singkat, jelas, lengkap, dan dapat menyampaikan informasi secara tepat.  
Jelas, artinya mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca. 
Singkat, artinya hemat dalam penggunaan kata. 
Tepat, dapat sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku. 

Kalimat yang disebut efektif jika berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud dan tujuan tanpa menghamburkan kata. 

Ciri – Ciri Kalimat Efektif dan Contohnya :

1. Kesepadanan

  Kesepadanan adalah keseimbangan antara gagasan dan struktur bahasa yang digunakan. Kesepadanan kalimat terlihat dari kesatuan pokok pikiran suatu kalimat yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik. 

Ciri – ciri kesepadanan suatu kalimat adalah:

a. Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas. 
b. Tidak terdapat subjek yang ganda.
c. Kalimat penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.
d. Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.

Contoh:

1.  Bagi semua mahasiswa aktif perguruan tinggi ini diwajibkan untuk membayar uang kuliah. (salah)
 →   Semua mahasiswa aktif perguruan tinggi ini diwajibkan untuk membayar uang kuliah. (benar)
2. Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen. (salah)
 →   Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen. (benar)

2. Kesajajaran

  Kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu. Jika pertama memakai verba, bentuk yang kedua juga harus memakai verba. Jika kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga.

Contoh:

1.  Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (salah)
→  Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (benar)
→  Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (benar)

3. Ketegasan

  Ketegasan adalah suatu perlakuan penekanan atau penonjolan terhadap suatu ide pokok dari suatu kalimat.  Untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat, ada beberapa cara, yaitu:

   a.  Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).

Contoh:
Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.
.     →   Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.

    b.  Membuat urutan kata yang bertahap

Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (salah)
→  Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (benar)

      c.  Melakukan pengulangan kata (repetisi).

Contoh:
Cerita itu begitu menarik, cerita itu sangat mengahrukan.

      d.  Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.

Contoh:
Anak itu bodoh, tetapi pintar.

     e.  Mempergunakan partikel penekanan (penegasan), seperti: partikel –lah, -pun, dan –kah.

Contoh:
Dapatkah mereka mengerti maksud perkataanku?

4. Kehematan

  Kehematan adalah menggunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap perlu saja, tetapi  tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Penggunaan kata yang berlebih akan mengaburkan maksud kalimat.

Yng harus diperhatikan dalam penghematan kata : 
a. Menghilangkan pengulangan subjek.
b. Menghindari penggunaan superordinat pada hiponimi kata.
c. Menghindari sinonim dalam satu kalimat.
d. Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.

Contoh:

1.  Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (salah)
→   Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (benar)
2.  Dia mengenakan topi warna hitam. (salah)
→   Dia mengenakan tpi hitam. (benar)

5. Kecermatan

  Kecermatan adalah tidak menimbulkan tafsiran ganda dan tepat dalam pilihan kata.

Contoh:

Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah. (salah)
→   Mahasiswa dari perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah. (benar)
→   Mahasiswa yang terkenal di perguruan tinggi itu menerima hadiah. (benar)

6. Kepaduan

  Kepaduan adalah menggunakan paduan kata supaya informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.
Yang harus diperhatikan dalam kepaduan kalimat, yaitu:
1. Kalimat tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris.
2. Kalimat menggunakan pola aspek+agen+verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
3. Kalimat tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.

Contoh:

Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu. (salah)
→   Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan rasa kemanusiaan. (benar)

7. Kelogisan

  Kelogisan adalah masuk akal, artinya bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.  

Contoh:

Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (salah)
→   Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (benar)

Demikian yang dapat disampaikan terkait Pengertian, ciri-ciri, dan contoh Kalimat Efektif semoga menambah wawasan kita terhadap kalimat efektif yang baik dan benar. sesemoga bermanfaat.

Post a Comment for "Pengertian, ciri-ciri, dan contoh Kalimat Efektif yang Baik dan Benar"