Langkah Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)

Assalamu'alaikum Wr. Wb. 

Sahabat navidik.com pada kesempatan kali ini admin akan memberikan gambaran terkait Langkah Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning). Model pembelajaran Discovery Learning mengarahkan siswa untuk memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui  proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan (Budiningsih, 2005: 43). Penemuan konsep terjadi bila data dari guru tidak disajikan dalam bentuk  akhir, tetapi dalam bentuk proses (never ending process). Dengan penggunaan model pembelajaran discovery learning siswa didorong untuk mengidentifikasi apa yang ingin diketahui dilanjutkan dengan mencari informasi sendiri kemudian mengorganisasi atau membentuk (konstruksi) apa yang mereka ketahui dan mereka pahami dalam suatu bentuk akhir.

Tujuan dari model pembelajaran Discovery Learning adalah: a) meningkatkan kesempatan peserta didik untuk teribat aktif dalam pembelajaran; b) membantu peserta didik belajar menemukan pola dalam situasi konkret maupun abstrak; c) membantu peserta didik belajar merumuskan strategi tanya jawab dan memperoleh informasi yang bermanfaat dalam menemukan; d) membantu peserta didik membentuk cara kerja bersama yang efektif, saling membagi informasi serta mendengarkan dan menggunakan ide-ide orang lain; dan e) meningkatkan keterampilan konsep dan prinsip peserta didik yang lebih bermakna.

Dengan mengaplikasikan Discovery Learning secara berulang-ulang dapat meningkatkan kemampuan penemuan diri individu yang bersangkutan. Penggunaan Discovery Learning ingin merubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif. Mengubah pembelajaran yang teacher oriented ke student oriented. Merubah modus Ekspository siswa hanya menerima informasi secara keseluruhan dari guru ke modus Discovery siswa menemukan informasi sendiri.

Jenis-jenis Model Pembelajaran

Berdasarkan Permendikbud Nomor 65 Tahun tentang Standar Proses, model pembelajaran yang diutamakan dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah model pembelajaran Inkuiri (Inquiry Based Learning), model pembelajaran Discovery (Discovery Learning), model pembelajaran berbasis projek (Project Based Learning), Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching Learning) dan model pembelajaran berbasis permasalahan (Problem Based Learning).

Langkah-langkah Pembelajaran Discovery Learning

1) Menciptakan stimulus/ rangsangan (Stimulation)

Kegiatan penciptaan stimulus dilakukan pada saat siswa melakukan aktivitas mengamati fakta atau fenomena dengan cara melihat, mendengar, membaca, atau menyimak. Fakta yang disediakan dimulai dari yang sederhana hingga fakta atau fenomena yang menimbulkan kontroversi. Pada tahapan ini siswa dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan perhatian, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri.

2) Menyiapkan pernyataan masalah (Problem Statement)

Setelah dilakukan stimulasi, langkah selanjutnya adalah guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atau opini atas pertanyaan masalah) (Syah, 2004: 244). Permasalahan yang dipilih itu selanjutnya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan atau hipotesis, yakni pernyataan (statement) sebagai jawaban sementara atas pertanyaan yang diajukan. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi dan
menganalisis permasalahan yang dihadapi merupakan teknik yang berguna agar mereka terbiasa menemukan suatu masalah.

3) Mengumpulkan data (Data Collecting)

Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan dalam rangka membuktikan benar atau tidaknya hipotesis (Syah, 2004:244). Dengan demikian siswa diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection) berbagai informasi yang relevan, melalui berbagai cara, misalnya, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan narasumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya. Manfaat dari tahap ini adalah siswa belajar secara aktif untuk menemukan sesuatu yang berhubungan dengan permasalahan
yang dihadapi, sehingga secara alamiah siswa menghubungkan masalah dengan pengetahuan yang telah dimiliki.

4) Mengolah data (Data Processing)

Menurut Syah (2004: 244) pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh siswa baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan. Semua
informasi hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu (Djamarah, 2002: 22). Pengolahan data disebut juga dengan pengkodean (coding) atau kategorisasi yang berfungsi sebagai pembentukan konsep dan generalisasi. Dari generalisasi tersebut siswa akan mendapatkan pengetahuan baru tentang alternative jawaban/ penyelesaian yang perlu mendapat pembuktian secara logis.

5) Memverifikasi data (Verification)

Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan sebelumnya dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing (Syah, 2004: 244). Dalam hal verification, menurut Brunner, proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu
konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang dijumpai dalam kehidupannya. Berdasarkan hasil pengolahan data dan tafsiran terhadap data, kemudian dikaitkan dengan hipotesis,
maka akan terjawab apakah hipotesis tersebut terbukti atau tidak.

6) Menarik kesimpulan (Generalization)

Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi (Syah, 2004: 244). Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi. Setelah menarik kesimpulan siswa harus memperhatikan proses generalisasi yang menekankan pentingnya penguasaan materi pelajaran atas makna dan kaidah atau prinsip-prinsip yang luas yang mendasari pengalaman seseorang, serta pentingnya proses pengaturan dan generalisasi dari pengalaman-pengalaman itu.

Demikian informasi mengenai Langkah Pembelajaran dengan Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) mudah-mudahan dapat bermanfaat.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Post a Comment for "Langkah Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)"